Sabtu, 11 Juli 2009

Indahnya Kerukunan Dalam Ke-Bhineka-aN

Indonesia merupakan Negara yang kaya akan keragaman baik keragaman budaya tak terkecuali keragaman dalam hal keyakinan dalam memeluk agama. Negara mengakui ada lima agama yang ada di Indonesia dan setiap warga Negara yang memeluk masing-masing agama berhak mendapat perlindungan dari Negara. Masing-masing agama pun pasti mengajarkan kerukunan, menghormati dan hidup saling berdampingan tanpa sesuatu perbedaan apapun yang membikin mereka dalam jurang perpecahan
Namun sikap yang cenderung egoistis dan hanya melihat dari satu sisi secara konseptual dari salah satu ajaran agama yang akan membuat embrio perpecahan tidak akan terelakkan lagi. Inilah sesuatu yang harus disayangkan dalam membina kerukunan beragam. Dengan sikap egoistis dan fanatis terhadap salah satu agama yang dipeluknya akan menimbulkan sesuatu yang bisa mengacaukan tataran kehidupan yang harmonis.justru dengan sikap egoistis ini malah semakin memperburuk dan merugikan citra agama yang dipeluknya
Tapi banyak diantara mereka yang tidak sadar akan hal itu. Atas nama jihad atau atas nama agama mereka yang fanatisme sempit mereka saling memaksakan kehendak untuk meyakini sesuatu tanpa adanya kompromi dan meminggirkan aspek tenggang rasa. Padahal menurut salah satu agama yaitu Islam, konsepsi jihad sebenanya bukan perang atau memaksakan kehendak tapi dimana seseorang itu berjuang dijalan Allah tanpa menimbulkan perpecahan dan kerusuhan dengan tetap saling tolong menolong berjuang melawan ketidak adilan yang disebabkan dari tatanan masyarakat yang kurang baik. Jihad dalam artian secara personal yang dimulai dari diri kita sendiri tanpa mengorbankan sesuatu apapun termasuk kerukunan yang telah tercipta. Dalam surat Al Kafirun tertulis bahwa bagimu agamamu dan bagiku agamaku. Surat tersebut mengandung artian bahwa antara umat beragama harus saling menghormati tanpa memaksakan kehendak dari salah satu agama atau menjadikan salah satu agama menjadi suatu otorisasi yang harus dipatuhi semua agamam Rasulullah Saw. pernah memberikan contoh yang dimana ada seorang kafir(tidak memeluk islam) yang tersesat di Mekkah sehingga ia tidak tahu akan tidur dimana, masjid menjadi tujuan kelompok kafir tersesat tersebut. Namun apa yang dilakukan rasulullah ketika itu?rasulullah tidak melarang mereka mereka untuk tidur di masjid dan tidak pula mereka dipaksa untuk memluk islam. Justru yang dilakukan rasulullah adalah mereka si kafir di jamu dengan baik bahkan diperlakukan seperti tamu yang harus dihormati . Oleh karena kekaguman sifat rasullullah tersebut akhirnya si kafir tersebut seketika itu langsung memeluk islam
Tapi mengapa hal itu tidak dilakukan oleh mereka yang sangat fanatis terhadap agama dan menamakan dirinya pejuang jihad?karena mereka orang-orang tersebut sebenarnya tidak memahami secara konseptual ajaran agama mereka tapi mereka hanya memahami sebatas tekstual sehingga keyakinan yang terbentuk sebenarnya jauh sekali dari ajaran agama islam.
Untuk semua saudara-saudaraku sesama muslim tirulah semua sifat raslullah.maknailah jihad sebagai berjuang bikan dalam kekerasan namun jihad dalam arti meniru dan mengamalkan sifat rasulullah. Munculnya film Fitna sebagai film paling kontrovesial sebenarnya salah dari kita sendiri sesama muslim akibat salah kaprah dalam menerpakan jihad.jika jihad tidak diartikan dalam membunuh orang kafir maka pandangan orang nonmuslim tidak akan buruk terhadap islam
Jadi maknailah arti jihad atau berjuang di jalan Allah dengan mengamalkan seluruh ajaran rasulullah tanpa menimbulkan sikap permusuhan yang diakibatkan oleh pemaksaan kehendak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar