Jumat, 17 Juli 2009

Mahasiswa di Jauhkan dari Masyarakat

Masyarakat atau yang lebih ekstrem lagi bisa kita sebut sebagai rakyat merupakan subjek yang tidak bisa dilepaskan dari kita, bahkan kita pun sebagai mahasiswa juga termasuk dari sisi mereka. Namun sebagian dari kita justru mengingkari hal tersebut tanpa disadari.bisa dikatakan mereka tidak peduli terhadap orang lain. Mengapa bisa demikian?
Salah satu jawaban adalah karena system pembelajaran yang mereka terima membentuk karakter seseorang menjadi tidak peduli terhadap masyarakat atau rakyat. Menurut Ki Hadjat Dewantoro yang merupakan bapak pendidikan kita menjelaskan bahwa initsari pendidikan bagi seorang manusia ada yaitu cipta, rasa, dan karsa. Pendidikan yang kita tempuh dan selalu menjadi tolak ukur dalam segala bidang yang bisa menjadi bukti otentik adalah cipta. System pendidikan kita yang seperti hanya membentuk karakter orang-orang yang egois dan sombong karena yang mereka terim dari system pendidikan ini hanyalah ilmu dan ilmu yang lebih banyak berkiblat pada dunia barat. System ini menuntut seseorang untuk menjadi intelektual secara sempit dan sersifat normative
Seringkali mahasiswa yang memiliki IPK 3 sampai IPK 4 menurut penelitian menunjukkan bahwa mereka tidak peduli dan cenderung bersifat apatis dan pragmatis terhadap situasi social. Mereka itulah yang dibanggakan oleh para dosen. Berbeda dengan mahasiswa yang memiliki kemampuan biasa-biasa saja namun memiliki kemampuan social yang lebih cenderung hanya dilihat sebelah mata oleh para dosen bahkan ada yang diremehkan hanya karena kemampuan akademiknya kurang. Inikah potret mahasiswa yang apatis dan pragmatis yang dibanggakan oleh para dosen dan penyelenggara pendidikan?sungguh ironis sekali
Dari hal tersebut sudah membuktikan bahwa system telah membentuk bahwa pendidikan beserta lingkungannya di Indonesia hanya mencakup pada kegiatan akademik(cipta) tanpa membentuk rasa dan cipta terhadap lingkungan social. Pendidikan Indonesia secara formal tidak membentuk manusia yang kritis dan peka terhadap kondisi social, dan yang lebih parah lagi adalah peserta didik juga terkesan acuh terhadap rasa peka tersebut.dengan hilangnya rasa peka dan kritis terhadap kondisi social maka itu akan menjauhkan diri kita dari masyarakat tempat kita suatu saat akan bergabung.
Oleh karena itu system pendidikan kita harus diubah meliputi daya cipta, daya rasa, dan daya karsa secara keseluruhan dalam pendidikan formal maupun non formal. System ini merupakan amanat dari bapak pendidikan kita unutk membvangun manusia yang cerdas baik secara akademik maupun non akademik yang kritis dan peka terhadap kondisi social masyarakat
Mari kita bangun bersama lingkungan yang kritis dan peka terhadap social masyarakat tanpa menghilangkan sisi akademik yang hanya bersifat normative dan cuma diatas kertas.
Bangkitlah kawan-kawan!!!!!!! hilangkan semua sikap apatis dan pragmatis kalian. Kritisi apa yang terjadi dalam kondisi social di lingkungan kita

Tidak ada komentar:

Posting Komentar